Di Jerman sendiri, ZOPP sepertinya
telah mendarah daging dalam kehidupan di kantor-kantor atau di proyek-proyek
atau di universitas-universitas. Pendek
kata semua kegiatan selalu diwarnai dengan ZOPP. Dimana-mana peralatan ZOPP seperti kartu
metaplan atau pinboard digunakan secara luas.
Oleh karena itu tidaklah mengherankan bila ZOPP dan segala
perlengkapannya telah menjadi bisnis besar tersendiri di Jerman.
Di Indonesia sendiri konsep
perencanaan yang berorientasi pada tujuan juga kemudian dikembangkan oleh
berbagai lembaga, terutama Lembaga Administrasi Negara (LAN). Ada
seperangkat buku yang diterbitkan oleh LAN tentang konsep ini. Hanya saja, seperti halnya juga ditempat
lain, konsep yang masuk ke Indonesia
ini kemudian mengalami berbagai “penyesuaian”.
Walaupun maksud penyesuaian itu adalah baik, tetapi ada pula yang pada
akhirnya malah membingungkan. Menurut pendapat
saya, ZOPP termasuk konsep yang masih memelihara kemurnian metodologinya dengan
arah yang tidak membingungkan alias dengan arah yang cukup jelas.
Kembali ke definisi
diatas, tahukan anda apakah yang dimaksudkan dengan istilah “proyek” diatas?
Secara
sederhana proyek dapat kita definisikan sebagai berikut:
·
Ada awal dan ada
akhirnya. Artinya waktu bagi proyek itu dibatasi, bukan
suatu kegiatan yang abadi. Batasan waktu
disini bisa saja terasa pendek, tetapi juga bisa saja menjadi tahunan. Yang jelas harus ada awalnya dan harus ada
akhirnya, sehingga kita bisa melihat atau mengevaluasi bagaimana hasil proyek
ini.
·
Ada tujuannya. Ada
kejelasan tujuan yang ingin dicapai dalam waktu yang telah ditetapkan. Tujuan inilah yang akan menjadi penuntun bagi
pelaksana kegiatan.
·
Ada manajemen untuk
mencapai tujuan. Dalam pelaksanaan proyek “siapa melakukan apa
bilamana dimana dan bagaimana” (seringkali disingkat sebagai SIABIDIBA) perlu
dikelola untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu jelas perlu adanya
manajemen.
Istilah SIABIDIBA
ini telah distandarkan oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN), oleh kerena itu penyingkatannya
harus hati-hati jangan sampai kepleset menjadi SIADIBABI.
Istilah
SIABIDIBA sendiri untuk kalangan militer ditambahkan lagi dengan “mengapa” dibelakangnya
sehingga menjadi SIABIDIBAME. Artinya
orang juga harus tahu mengapa dia harus melakukan semua itu. Dengan demikian sipelaksana order sangat
yakin terhadap apa yang dikerjakannya.
Bahan ini dikembangkan oleh um Andi Renggana SOIL 15 untuk kalangan internal.
"Um, semoga lekas sembuh dan makin bersemangat untuk berbagi ilmu."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar