Dikisahkan
bahwasanya pada suatu hari, terjadilah pencurian dimana pelakunya adalah
seorang wanita ternama dari bangsa Quraisy, maka kaum Quraisy pun dibuat terlena
dan hampir tidak berani berbuat apa-apa. Apa yang semestinya diputuskan
terhadap wanita tersebut sepertinya tidak akan mampu menyentuhnya. Padahal hukuman
untuk pencuri adalah potong tangan. Sebenarnya mereka ingin menanyakan hal ini
kepada Rasulullah SAW, namun diantaranya tidak ada yang memiliki keberanian. Hingga
terbesitlah ide dari salah satu diantara mereka. Bahwasanya orang yang paling
berani untuk menanyakan hal ini adalah Usama bi Zaid. Karena dia adalah orang
yang paling dekat dan paling dikasihi oleh Rasulullah SAW. Dengan segera mereka
menemuinya dan memintanya agar meminta keringanan kepada Rasulullah SAW
terhadap wanita tersebut. Ketika Usama menceritakan hal ini kepada Rasulullah SAW,
maka Rasulullah SAW bersabda:
"Janganlah engkau meminta keringanan
dalam masalah hukum agama, sesungguhnya bangsa-bangsa terdahulu binasa karena
hal itu, bila diantara mereka orang bangsawan mencuri maka mereka mengampuninya
dan bila orang miskin yang mencuri maka ditegakkan hukum sebaik-baiknya dan
sesungguhnya bila Fatimah Binti Muhammad mencuri niscaya saya akan memotong
tangannya."
Jika
kejadian tersebut bisa dilakukan di negara kita dan negara-negara yang
mayoritas muslim, apa kira-kira yang akan terjadi? Tentunya yang paling bahagia
adalah kaum papa/miskin. Kemiskinan masyarakat merupakan salah satu dampak yang
paling nyata dari ketidakadilan. Orang-orang yang memiliki akses korupsi dan
pejabat korup merupakan penyebab rusaknya sendi-sendi ekonomi dan
kesejahteraan.
Kaum
marjinal yang merupakan presentasi yang sangat tinggi di negara kita menjadi
orang-orang terjajah dengan sistem yang dibuat oleh manusia. Maka tidak heran
jika manusia tergolong kedalam kaum perusak.
Kisah ini
diambil dari
usamah-bin-zaid-bin-haritsah-panglima-perang-termuda-kesayangan-Rasulullah-saw
Selamat berpuasa.
usamah-bin-zaid-bin-haritsah-panglima-perang-termuda-kesayangan-Rasulullah-saw
Tidak ada komentar:
Posting Komentar