Reuter |
Perkembangan Yamaha memang tidak bisa dipisahkan dengan salah satu kontribusi Rossi bersama tim mekaniknya. Termasuk didalamnya adalah Burgess. Selama berada di atas tunggangan M1, Rossi mampu mempersembahkan tontonan yang menarik dan tentunya piala bagi tim 'garpu tala'. Persaingan yang terjadi dengan pembalap-pembalap lain selalu menampilkan "overtaking" yang menghibur. Kecerdikan dan kelicinan VR46 terlihat dibeberapa balapan yang terjadi. Diantaranya dengan Lorenzo.
Namun bila motor yang dipergunakan tidak mau mengikuti irama kecepatan di tikungan dan trek lurus apa yang terjadi? Harapan serunya MotoGP seolah sirna dan tontonan menjadi monoton. Bagi pembalap mungkin tidak bisa melihat menariknya saling ambil alih pimpinan lomba. Tapi bagi penonton, justru ini yang ditunggu.
Apakah Rossi masih ingin bertahan dengan Ducati yang nampaknya tidak menunjukkan perkembangan? Ataukah harus menerima kenyataan harus memilih tunggangan dan dukungan dari pabrikan yang memiliki kelas. Memilih tim satelit untuk melanjutkan atau mengakhiri karir bukanlah pilihan tepat. VR46 dalam tahap awal harus mengembalikan kepercayaan diri. Sementara umurnya sudah semakin matang dibanding pesaing-pesaingnya saat ini maupun masa depan.
Peluang Rossi kembali ke Yamaha nampaknya terbuka dengan mundurnya Ben Spies dari pembalap nomor dua di Yamaha pabrikan. Kemarahan Rossi ke Yamaha gara-gara menyandingkan dengan Lorenso juga sudah mulai reda. Walau ditempatkan sebagai pembalap kedua di Yamaha, nampaknya tidak membuat Rossi tersinggung. Yang penting bisa membuktikan bahwa dia masih memiliki nyali dan kecepatan dengan mendapatkan motor yang sesuai.
Rossi, buktikan saja kamu bisa memilih tim yang tepat dan masih mampu melakukan manuver dengan kecepatan tinggi. Buktikan saja kalau kamu masih pantas disebut The Doctor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar